About eprimasatya

Manusia keturunan Adam, suku Bumi, Hamba Allah, Umat Rasulullah.

Demonstrasi, benarkah boleh?

demo

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Di zaman kita hidup sekarang pernahkah kamu menemukan seseorang yang mengaku sebagai tuhan? jika ada apakah dia pernah melakukan siaran pers untuk hal tersebut dan dia adalah salah satu dari pemangku jabatan antara presiden atau gubernur atau walikota?

Dahulu ada seseorang yang memangku kedudukan Raja pernah memproklamirkan bahwa dirinya adalah tuhan, dan rakyatnya seluruhnya mengetahui pernyataannya ini. kemudian Musa diutus kepada Fir’aun (Raja Mesir), Allah Ta’ala berfirman,

اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى

Pergilah kepada Fir’aun; Sesungguhnya ia telah melampaui batas“. (QS. Thaha: 24).

Fir’aun sungguh telah melampaui batas dalam kekafiran, berbuat kerusakan, ia benar-benar telah menunjukkan kesombongan yang nyata di muka bumi, dan ia pun menindas orang-orang yang lemah. Sampai-sampai ia mengklaim rububiyah ilahiyah (bahwa dirinya adalah Rabb dan pantas untuk disembah).

Allah tabaroka wa ta’ala berfirman,

فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

Maka berbicaralah kamu (Musa) kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat (siapa dirinya) dan takut (akan kesalahan fatal pengakuan dirinya sebagai tuhan)” (QS. Thaha: 44)

Tidak ada perintah: wahai Musa, pergi ke Fir’aun bersama pengikut dan rakyat yang di dzolimi itu lalu berteriaklah-teriaklah lalu berikan “nasihat” kepada Fir’aun dengan adab yang buruk sebagaimana adab buruknya kepada rakyatnya dan juga adab buruknya kepada Rabb-nya pencipta langit dan bumi. Demi Allah tidak ada ya ikhwan. Islam agama yang mulia, dan memiliki syari’at yang mulia.

Jika ada bantahan mengenai: “itu kan di zaman nabi Musa ‘alaihissalam. Bukan syariat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam”

Baik, berikut hujjah berikutnya:

Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul, dan ulil amri diantara kalian.” (QS. an-Nisaa’: 59)

Al Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Para ulama mengatakan: Yang dimaksud dengan ulil amri adalah orang-orang yang Allah wajibkan untuk ditaati yaitu penguasa dan pemerintah. Inilah pendapat yang dipegang oleh mayoritas ulama salaf/terdahulu dan kholaf/belakangan dari kalangan ahli tafsir maupun ahli fikih dan selainnya. Ada yang berpendapat bahwa ulil amri itu adalah para ulama. Ada yang mengatakan bahwa mereka itu adalah umara’/pemerintah dan ulama. Adapun orang yang berpendapat bahwa ulil amri itu hanya para Sahabat maka dia telah keliru.” Syarh Muslim [6/467] cet. Dar Ibnu al-Haitsam

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَلىَ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيْمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ إِلاَّ أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنْ أَمَرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ

Wajib bagi seorang muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa) dalam perkara yang ia senangi dan ia benci kecuali apabila diperintah kemaksiatan. Apabila diperintah kemaksiatan maka tidak perlu mendengar dan taat.” (HR. Bukhari no. 7144 dan Muslim no. 1839).

Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, maka terdapatlah seseorang penguasa syam yaitu Al Hajaj Bin Yusuf, dia adalah pemimpin syam (ulil amri) yang sangat mudah menumpahkan darah kaum muslimin. Jika saja kaum muslimin saat ini ada keinginan membaca atau mendengarkan tentang kisah tersebut, maka banyak sekali ibroh/pelajaran yang banyak seperti bagaimana sahabat yang masih hidup seperti Anas Bin Malik radhiyalahu ‘anhu ketika itu adab beliau dalam menyikapi pemimpin dzolim yang ketika itu melakukan pembunuhan skala besar, bahkan salah satu korban pembunuhannya adalah Abdullah bin Zubair radhiyallahu ta’ala anhu (sebagai informasi Abdullah bin Zubair adalah anak Zubair bin ‘Awwam dan Asma’ binti Abu Bakr, dan beliau pernah di tahnik* oleh Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, *tahnik: dikunyahkan kurma dan di letakkan di langit-langit mulutnya ketika baru lahir)

عَنِ الزُّبَيْرِ بْنِ عَدِىٍّ قَالَ أَتَيْنَا أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ فَشَكَوْنَا إِلَيْهِ مَا نَلْقَى مِنَ الْحَجَّاجِ فَقَالَ « اصْبِرُوا ، فَإِنَّهُ لاَ يَأْتِى عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلاَّ الَّذِى بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ ، حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ » . سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ – صلى الله عليه وسلم –

Dari Az Zubair bin ‘Adiy, ia berkata, “Kami pernah mendatangi Anas bin Malik. Kami mengadukan tentang (kekejaman) Al Hajjaj pada beliau. Anas pun mengatakan, “Sabarlah, karena tidaklah datang suatu zaman melainkan keadaan setelahnya lebih jelek dari sebelumnya sampai kalian bertemu dengan Rabb kalian. Aku mendengar wasiat ini dari Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari no. 7068).
Selama Presiden tersebut seorang muslim dan mengerjakan shalat, wajib ditaati.

Dari ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ « لاَ مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلاَةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلاَتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلاَ تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ

Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendo’akan kalian dan kalian pun mendo’akan mereka. Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, juga kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.” Kemudian ada yang berkata, ”Wahai Rasulullah, tidakkah kita menentang mereka dengan pedang?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak, selama mereka masih mendirikan shalat di tengah-tengah kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang kalian benci, maka bencilah amalannya dan janganlah melepas ketaatan kepadanya.” (HR. Muslim no. 1855).

Penutup:

Hal yang hampir diketahui oleh setiap suami adalah bahwa seorang istri dalam syari’at islam tidak diperkenankan untuk mengangkat suaranya kepada pemimpinnya yaitu suaminya, tidak boleh menceritakan ‘aib suaminya tanpa udzur syar’i, patuh kepada suaminya kecuali jika perintahnya menyelisihi syari’at. Lalu, apakah mungkin perkara sebesar menasihati Ulil amri tidak diajarkan oleh Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam?? mustahil, pasti diajarkan. Pertanyaannya apakah kita mengamalkan amalan wajib hadist shohih berikut ini:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

tholabul ‘ilmi faridhotun ‘alaa kulli muslim
(wajib bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu agama).

(HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913)

Adapun menghinakan penguasa maka perbuatan ini dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Namun bukan berarti yang dimaksud menghargai mereka adalah dengan mengagung-agungkan penguasa itu. Penguasa dihargai karena besarnya tugas yang diemban dan dengan dihinakannya mereka maka tugas yang menjadi kewajibannya tidak akan terlaksana dengan baik sehingga terjadi banyak kerusakan (Mu’amalatul Hukkam, hlm. 177).

Pemerintah mengizinkan beredarnya rokok dipasar, apakah rokok menjadi halal?

Pemerintah mengizinkan beredarnya minuman alkohol ditempat tertentu, apakah minuman alkohol menjadi halal?

Pemerintah mengizinkan demonstrasi dengan syarat-syaratnya, apakah demonstrasi menjadi halal?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَطاَعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوْفِ.

Tidak (boleh) taat (terhadap perintah) yang di dalamnya terdapat maksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebaikan” (HR. Al-Bukhari (no. 4340, 7257), Muslim (no. 1840), Abu Dawud (no. 2625), an-Nasa-i (VII/159-160), Ahmad (I/94))

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِذِيْ سُلْطَانٍ فَلاَ يُبْدِهِ عَلاِنِيَةً وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ فَيَخْلُوْ بِهِ فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ وَإِلاَّ كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِيْ عَلَيْهِ

“Barang siapa ingin menasihati seorang penguasa maka jangan ia tampakkan terang-terangan, akan tetapi hendaknya ia mengambil tangan penguasa tersebut dan menyendiri dengannya. Jika dengan itu, ia menerima (nasihat) darinya maka itulah (yang diinginkan, red.) dan jika tidak menerima maka ia (yang menasihati) telah melaksanakan kewajibannya.” (Sahih, HR. Ahmad, Ibnu Abu ‘Ashim)

Mudah-mudahan telah tegak hujjah ini atas Izin Allah. Semoga Allah memberikan taufiq kepada setiap muslim.

هدانا الله ﻭﺇﻳﺎﻛﻢ أجمعين

haadaanallah wa iyyakum ‘ajmain.

Googling map to surga ternyata masih jauh perjalanannya..

“Tidak akan bergeser sepasang kaki seorang hamba pada hari kiamat, sebelum ia ditanya empat perkara: bagaimana umurnya ia habiskan, bagaimana waktu muda ia gunakan, bagaimana harta bendanya didapatkan dan dibelanjakan, dan apa yang telah ia kerjakan dengan ilmunya”

Jika belum mampu bersaing dengan para shalihin dalam ibadahnya berlombalah dengan para pendosa dalam istigfar nya

#istigfar😢🙏 – at Century Bay Private Residences

View on Path

Renungan.

satu pohon dapat membuat jutaan korek api

tapi satu korek api dapat membakar jutaan pohon

jadi satu pikiran negatif dapat membakar jutaan pikiran positif

korek api memiliki kepala tapi tidak memiliki otak, karena itu ada gesekan sedikit langsung terbakar

kita manusia punya kepala dan punya otak jadi gak perlu terpancing  emosi ya saat ada gesekan

selama hidup banyak spesies burung yg makan serangga

waktu mereka mati, serangga berbuka puasa bermenu burung dengan lahap

jangan merendahkan siapapun, kita hidup setara kok, cuma Tuhan yang Maha Tinggi

kita mungkin berkuasa tapi sebetulnya waktu lebih berkuasa

waktu badan sedang bugar biar gendong carrier isi aer segalon bisa sehari semalam gak berenti sampe Puncak Ciremai

waktu sedang sakit, kita baru tahu kalau sehat itu jauh lebih penting dari harta

ketika tua kita akan sadar bahwa banyak hal yang belum dilakukan

ketika menjelang ajal, kita baru tahu kalau banyak waktu yang terbuang sia-sia

hidup tidaklah lama, sudah saatnya kita bersama-sama membuat HIDUP LEBIH BERHARGA

saling bantu, saling bahu, hiduplah tanpa pamrih, saling dukung.

BE GOOD, but never waste your time to prove it.

Do the best

Be the best

for the best

hidup sekali lakukan yang terbaik. 👌👌

Have a nice day.

” swoosh… swoosh.. swossh.. ” decit suara kemonceng dalam gerak lambat ketika mengarap debu-debu, sarang gonggo, dan kotoran cicak kering.

Blog ini mulai karatan karena ga pernah ditengokin. Maaf ya blog! dan juga kalian semua media sosial path, twitter, facebook, alm.friendster. Bertapa sampai lupa, bahkan gw mulai berniat ingin bertanya pada bapak untuk apa kita berlapar-lapar puasa, padahal lapar itu relatif lebih mudah menahannya, berbeda dengan dahaga dan emosi. Contoh kasusnya adalah gw akan tanpa pikir panjang melempar granat ke sekumpulan titik kemacetan di sepanjang jalan saat berkendara dengan roda dua melewati kepadatan lalu-lintas kalimalang ketika rush hour di hari jumat.

Oke selamat sore, selamat berpuasa, dan selamat bekerja pada jam-jam rawan dimana belek bertransformasi menjadi power glue, kelopak boleh tertutup tapi jangan terlalu dalam ya nanti kelewatan lho adzan magribnya!

Tulisan “detergen” ini gw cukupkan disini dengan 137 kata.

Catatan Perjalanan Ciremai via Linggarjati – Linggarjati.

 

Ciremai Mt.

Ciremai Mt.

Death is not the greatest loss in life. the greatest loss is what dies inside while still alive. never surrender” – Tupac Shakur

Perkenalkan kami adalah pendaki pemula dengan niat tulus, murni, tanpa embel-embel lain, untuk menapaki berbagai summit di Indonesia. Pendaki liar yang bertuan satu, tidak lain adalah Tuhan kami sang pencipta Gunung diseluruh dunia, Allah SWT.

Gw sendiri, Eka Primasatya, domisili Jakarta kadang Bekasi, saat ini bekerja sebagai asisten peneliti tergabung dalam pasukan konsorsium vaksin dengue Indonesia. Kalau diurutkan berdasarkan jarak gw tempat tinggal dari terdekat hingga terjauh, perkenalkan teman saya, berperawakan agak gemuk dengan skala 8 dari 10, adalah Okky Dwi Pramudyawardani, ia seorang mahasiswa tingkat akhir dengan objek tanaman karet sebagai sumber penelitiannya. Kemudian, Raysa Fatria, sama ia juga mahaiswa tingkat akhir dengan tema penelitian yang masih galau, karena pernah mengambil vaksin dengue namun terluntang-lantung dengan dana penelitian dari pemerintah yang tak kunjung turun. Kemudian Imam Rosadi, anak rantau asal Kalimantan Timur, punya kemampuan membunuh buaya dalam sekejab dengan tangan kosong, ia baru saja pulang ke ibukota setelah memperdalam seni berbahasa di Kampung Inggris. Lalu, Rio Aditya berperawakan koko, asal Lampung, ia adalah pewaris tunggal kerjaaan Mangga Dua, terdiri dari kios smartphone hingga lapak CD bajakan di wilayah kegelapan basement. Tak lupa anak Jakarta Timur, bertempat tinggal di batas terluar horizon kota Jakarta malah lebih dekat dengan Bogor: Cibubur, awalan ci khas jawa barat, dengan tambahan kata bubur dibelakang menambah kesan nasi sudah menjadi bubur, bermakna hampir dekat dengan jawa barat kenapa enggak sekalian masuk wilayah Bogor aja, gitu kira-kira, ia adalah Anita Mira Saraswati seorang jomblowers yang bersikeras berstatus wanita single, sedang mencari dengan serius buat digandeng sampai pelaminan. Lalu, penghuni daerah jauh penghujung Jakarta, dekat dengan Tangerang, ia adalah Haryono, sekarang bekerja di Mikrobiologi UI masuk anggota konsorsium vaksin dengue baru-baru ini, dengan gesit ia rupanya mendapatkan belahan hati di Lab Mikrobiologi UI namanya adalah Miranti R C (kapan-kapan ajak nyummit no :D). Terakhir yang paling jauh, Muhammad Habib Pangeran, anak futsal, atlit, seorang Goal Keeper kebanggaan Fakultas Sains dan Teknologi, punya sepatu baru beli buat tapak tilas Linggarjati namun tak awet, jebol bahkan jauh sebelum pos Condang Amis (ini kena tipu lu bro sepatu KW ituu beli aja merk lokal yang udah teruji bro hahaha)

Habib - Ono - Ocha - Oki - Eka - Rio - Raysa - Anita

Habib – Ono – Ocha – Oki – Eka – Rio – Raysa – Anita

Perjalanan jalur petapa (baca: Linggarjati) dengan tujuan summit Ciremai, adalah tanah tertinggi di Jawa Barat. Dimulai pada tanggal 14 November 2014, jam 19.30 WIB naik bus Setia Negara tarifnya Rp 60.000, sampai bibir depan terminal Kp Rambutan jam 21.00 WIB baru mulai lanjut jalan. Singkat cerita keesokan harinya tanggal 15 November 2014 jam 04.00 di pertigaan Linggarjati, ngangkot per kepala kena Rp 10.000,  tepat jam 05.00 kita sampai di pos Linggarjati (600 mdpl) tiket masuknya naik, dan lagi itu pos bentuknya baru. Tiketnya Rp 20.000 per-orang. Usai sholat Subuh, kita berdoa bersama agar diberikan kesehatan dan keselamatan di jalur tengkorak ini. Setelah final checked logistik, dan memastikan nasi uduk yang baru aja kita beli gak lupa kebawa, dengan penuh keberanian kita injak jalur awal dengan riang. Konturnya agak miring dengan karakter Aspal halus, terbentang begitu hingga pos Cibunar (860 mdpl). Sesampainya di sana menyempatkan kaki untuk berleyeh-leyeh sejenak sekaligus memanjakan perut dengan nasi uduk special pake telor ceplok, sedap banget pokoknya, nikmat luar biasa. Stasiun pengisian air terkhir adalah di sini, karena itu kita isi semua botol dan jerigen tanpa celah sedikitpun buat udara dalam kemasannnya. Karena kita total berdelapan, jadi total air persediaan adalah 32 botol aqua 1.5L ditambah 2 jerigen ukuran 5L dan jerigen kecil ukuran 3L ( beratnya belok kerasa nih, nanti di seruni baru berasa 😦 )

Cibunar, opening trail

Cibunar, opening trail

Into the wild - menuju condang amis

Into the wild – menuju condang amis

Dengkul standar belum ada modifikasi (modifikasi koyo dan minyak tawon, belum), melenggang apik, melangkah ke atas bukan kesamping ya nanti masuk jurang, menembus Cibunar. Disuguhi pemandangan pohonan seperti pohon pinus berjejer rapi, dengan daun berguguran, trek pembukaan. Begitu terus hingga pintu masuk hutan, dengan ciri khas tumbuhan yang makin rapat, sebuah pertanda kita hampir tiba di Condang Amis. Berlabuh di Pos Condang Amis, menyempatkan diri berfoto tanpa Rio dan Ocha, mereka lebih dahulu menerobos jalur.

Condang Amis

Condang Amis

Sebelum menyusul mereka kami istirahat sejenak sambil bertegur sapa dengan kelompok pendaki lain. Setelah puas, dan bekal stamina yang masih sangat prima, kami bergegas menyusul Rio dan Ocha.

Shelter

Suasana syahdu di shelter sakti anti bocor

Di tengah perjalanan awan mendung memang sudah mengikuti sejak tadi, kali ini mereka mulai bertransformasi menjadi bulir air, hujan rintik-rintik. Memang adalah sebuah kode akan tiba hujan besar, kami meneruskan sedikit berjalan, ketika hampir saja sampai ke pos berikutnya, Kuburan Kuda, hujan dengan tanpa ampun turun dengan derasnya. Kami berlindung dibawah Flysheet sambil menyalakan kompor kemudian memasak. Ono dan Habib menyusul Rio dan Ocha yang berada di depan, memanggil mereka untuk ikut serta berteduh di bawah shelter. Menu siang ini adalah mie goreng kremes, kopi, nasi dan mie goreng matang lengkap dengan telur orak-arik, alhamdulillah kenyang. 2 jam kemudian (13.30), seusai sholat dan repacking, segera kami meneruskan perjalanan.

Illustrasi Kuburan Kuda #cryinglaugh

Illustrasi Kuburan Kuda, yang depan nahan kentut eh kepleset kaki, alhasil yang di belakang hampir mati suri mendadak, beruntung hanya sebagian kecil dosis yang dihirupnya

Sampai di Kuburan Kuda sekitar pukul 14.45, mulai dari sini trek mulai menukik terus hingga summit. Hujan deras membuat kontur tanah menjadi licin, Raysa dan Oki berkali-kali terpeleset menaklukan tanjakan awal Kuburan Kuda. Beberapa kali beristirahat, akhirnya kami melihat sekelebatan tanda-tanda Pos Pengalap. Sudah ada satu tenda yang berdiri di sana. Jam tangan menunjukkan pukul 15.40. Ngistirahatin dengkul dan menurunkan detak jantung di sana, sejenak duduk sambil nyempetin nyemil mie kremes. Persiapan raga dan mental selesai, siap nyisir Tanjakan Seruni dan Bapa Tere di depan. Tempat dimana dengkul dan jidat ditakdirkan menjalin cinta.

Trek Pengalap gak setajam Kuburan Kuda, karakternya santai dan anggun, tibalah kami sekitar jam 17.15 di gerbang Tanjakan Seruni. Sebelum menggempur Tanjakan ini air teh panas diseduh, disimpan sebagian, dan lainnya ditenggak habis. Headlamp sudah terikat dikepala, plat besi berwarna kuning bertuliskan Tanjakan Seruni mulai memudar berbarengan dengan hilangnya cahaya langit.

Flat trail never made a skilled hiker - SERUNI

Flat trail never made a skilled hiker – SERUNI

Seruni, melangkah kami dalam gelap, sumber cahaya kami bukan hanya dari headlamp tapi juga cinta dari dalam hati (#tsah). Trek begitu licin dan curam, ujian demi ujian diberikan dalam satu chapter seruni yang seperti tak berujung. Carrier dipundak seperti bongkahan tambahan yang mulai menggangu, menghardik dengan kasar dalam hati mengenai beratnya beban, tapi tak sampai dimulut. Sangat berbahaya jika keluhan ditransalasi dengan gelombang suara, dapat menyebarkan keruntuhan mental bagi teman disekitar. Tertawa dan tersenyum lah kawan! Terus menanjak tanpa henti, hingga di suatu titik kami berhenti. Pukul 21.30 rintik hujan turun kembali, kami segera menggelar flysheet. Tiga diantara kami, Gw, Rio, dan Habib segera ke atas lebih dahulu mencari lapak untuk menggelar tenda. Menemukan suatu tempat lapang namun agak miring sedikit. Gangguan serangga-serangga yang dapat menggigit seperti lebah dan semut datang memperkeruh kegiatan buka tenda. Hampir selesai tinggal outer layer yang belum melekat sempurna, hujan dengan derasnya mengguyur. Dinginnya sangat menyiksa, kami bertiga tidak boleh kelaparan, menurut beberapa informasi hipotermia akan terjadi saat tubuh kita kehilangan panas tubuh dengan cepat karena beberapa sebab salah satunya perut kosong. Meringkuk bertiga dan menahan mata untuk tidak tidur. “Bro, kita yang sudah menunaikan sholat aja begini ya, gimana enggak” Rio berucap karena banyak mengalami cobaan dalam jalur petapa. Dalam hati: klo gak sholat mungkin kita ketemu macan yang lapar, bukan sekedar serangga kecil. Kami mengkhawatirkan keadaan teman-teman yang di bawah, mereka pasti kedinginan di bawah flysheet. “Mudah-mudahan semua baik-baik saja, berdoa dalam hati yuk”. Merasakannya secara langsung adalah hal yang sama sekali berbeda dengan mendengar atau mengetahui, diakhir hujan kami mendapati kabar baik, semua tidak apa-apa, tidak ada hal-hal mengerikan seperti hipotermia yang menyerang teman-teman. Alhamdulillah. Singkat cerita kami tidur tanpa merencanakan esok pagi mengejar summit pukul berapa.

Sarapan Sehat - MSG MAKSIMAL

Sarapan Sehat – MSG MAKSIMAL

Tak lama berjalan, tersenyum selagi sempat. BAPA TERE

Tak lama berjalan, tersenyum selagi sempat. BAPA TERE

Perjalanan dilanjutkan kira-kira pukul 09.00 pagi, tentu setelah selesai sarapan. Badan terasa sangat ringan tanpa carrier, menyenangkan sekali. Karena tak yakin apakah kami sudah melewati Bapa Tere atau belum, maka gw bisikkin Rio yang paling depan untuk mencabut atau menutupi plang itu jika menemukannya. Misi mengelabui teman-teman gagal total karena tak lama kemudian semua melihat plat kuning Bapa Tere tersebut. “Selamat merayap #sambilsenyum” bisik angin yang diterjemahkan oleh gesek daun pohon perdu. Dulu waktu lewat sini tak ada tali-temali, sekarang lebih manusiawi, ada tali yang membantu kami untuk merambahi treknya.

Crawl like a spider, roar like a lion, do not cry like a baby. The wall of bapa tere.

Crawl like a spider, roar like a lion, do not cry like a baby. The wall of bapa tere.

Setibanya di Sangga Buana, hujan deraaas lagi-lagi mengguyur. Menggeragas mental tentu saja. Mental dengan kelembutan tingkat tahu-tempe pasti sudah terpotong-potong dengan kejam. Setelah reda, langsung babat habis Batu Lingga 1 dan Batu Lingga 2.

Setibanya di Batu Lingga 2 seorang kawan kami yang bertubuh gempal tiba-tiba meneteskan hujan dari kelopak mata juga hidungnya. Kami menyemangati, tapi tak mempan. Meminta semangat dari beberapa pendaki juga tak di dengar. Hingga kami bertemu pendaki wanita bermulut racun, membuat teman kami semakin tercabik jiwa nya dan memutuskan untuk ikut turun bersama mereka. Tentu saja kami ber-3 ikut turun saat itu menjaga teman kami yang sedih. Berjaga jika saja mereka meninggalkan kawan kami begitu saja di tengah perjalanan turun. Tak sempat izin dengan 3 kawan yang sudah lebih dahulu sampai di pengasinan, dengan pisah jarak kami hanya 1 tanjakan. Semoga pesan telepati sampai ke kalian ya kawan yang sudah tiba di pengasinan, kami izin turun ke tenda lebih dahulu. Drama, Drama, Drama everywhere.

200mdpl left to the summit. PENGASINAN

200mdpl left to the summit.
PENGASINAN

Sampai di tenda sekitar jam 16.00, ngemil-ngemil sedikit sambil beristirahat. Sela dua jam kemudian, Cepol, Ocha, dan Rio sampai di tenda. Memasak, lalu bersiap-siap untuk turun. Repacking selesai sekitar jam 20.30, berdoa kemudian beranjak turun. Pemandangan city night view menemani kami, begitu juga sesosok anak kecil berkulit pucat yang merangkak. Singkat cerita kami sampai di Cibunar jam 02.30.

Bergegas mengejar kereta, kami segera beranjak carter mobil Rp. 200.000 untuk sampai di Stasiun Cirebon. Kami sampai tepat 15 menit sebelum kereta berangkat, rupanya kereta Eksekutif, lumpur kering menempel di segala bagian tubuh, penumpang lain melihat kami dengan pandangan yang “iyuh” cuek aja deh :D. Kereta kami hanya sampai karawang karena kehabisan tiket Jakarta. Lanjut dari karawang menaiki bus, Rp. 12.000. Sampai Kp. Rambutan sekitar jam 12.30. Walau tak sampai summit, tidak apa karena kami semua selamat dan sehat. Alhamdulillah.

HAPPY WEDDING BANG DIMS dan KAK AIDA. (khilaf enggak kefoto waktu di pengasinan)

HAPPY WEDDING BANG DIMS dan KAK AIDA. (khilaf enggak kefoto waktu di pengasinan)

 

Gunung tak kan lari, yang berlari adalah waktu.

Gunung mungkin berubah, begitupun catatan perjalanannya.

Gunung bisa saja bertambah dengan erupsi lava, seperti bertambahnya pengalaman dan bahan cerita untuk inspirasi anak dan cucu kelak.

Indonesia sangat indah untuk ditinggal tidur dikala akhir pekan, berpetualang lagi yuk 🙂

 

Perjalanan yang menyenangkan.

Memori ini bakalan jadi bahan baku ngeluarin Patronus saat Dementor menyerang. 😀

Dalam kebisuan.

Ungkapkan perasaan dalam percakapan sunyi, mungkin terdengar bodoh. Tapi jika sebuah ikatan sama kuat boleh jadi rasa itu tersampaikan – dan ungkapan falling in love is easy, but staying in love is very special, gak tertutup kemungkinan terkabulnya doa selama ini.
G.O.O.D.N.I.G.H.T

View on Path

Menapaktilasi jalur Paguci tertinggi, Cikuray.

Cikuray merupakan satu gundukan bebatuan besar yang julangannya setinggi tumpukan 21 monas. Terletak di Garut, kalau dari terminal guntur sekitar 2 jam naik mobil bak, tapi kemarin itu dengan tambahan 3/4 jam lagi karena sempet ambyar ban belakangnya.
Maklum sob pickup biasanya cuma ngangkut sayuran. Mungkin kaget kali ngangkut orang-orang dengan otot paha sekeras batu kali dengan barang bawaan seberat satu karung gula pasir.

Keambyaran sistem rem pickup menyebabkan tersendatnya perjalanan.

Keambyaran sistem rem pickup menyebabkan tersendatnya perjalanan.

Akan lebih bijak sepertinya jikalau dari awal nih ceritanya. Jumat malam waktu itu 23 Mei 2014, di kantor gw terjadi kehebohan pekerjaan, tingkat kerumitannya setara dengan kubus 12 warna. Malam itu meninggalkan kantor dengan enggan dan merasa bersalah. Berpamitan kemudian cabut.

Motor meluncur cepat berangkat menuju Kp Rambutan, kondisi cuaca – hujan. Info penting yang gw tau adalah bakal bercengkrama kembali  dengan dua penjajal keterjalan Linggarjati, Hendra dan Tugik, ngegerombol lagi bro. Chapter ini bisa juga disebut All hikers are brother  bener aja gak lama ketemu sama Sarah dan Basica di depan masjid, kemudian bang Danang dan Bang Chito serta Reni di Indomart. Jabat tangan sambil gendong carrier, upacara sederhana itu bagai ijab qobul persaudaraan, sah terikat sedarah. Udah malem jadi langsung nemplok di bus Jakarta – Garut (23.00).
Kondisi gw di bus udah mirip zombie, ngantuk parah, kurang tidur tapi gak bisa merem karena belom makan. Popmie dengan harga setara dua kantong nasi uduk menyelamatkan lambung agar ia gak mencerna jaringannya sendiri. Gw tidur sepanjang perjalanan, bercermin dan selfie genjutsu – – iya betul gw adalah pembaca setia Naruto yang komiknya makin kesini makin gak mencerminkan ninja melainkan penuh tenaga dalam sekelas kekuatan super saiyanya Akira Toriyama, lo kenal kaguya musuh barunya itu dewanya chakra kekuatannya setara Voldemort.

Kelelapan tidur gw kala itu membawa tubuh ini ke alam ghoib oro-oro ombo, Ungu dan sangat indah lengkap dengan bidadari dan binatang lucu yang melompat-lompat ceria. Belum sempat meneguk air jernih kumbolo – gedebukan bus karena menginjak lubang membuat hancur koneksi antara alam nyata dengan alam mimpi, putus sambung ganti cerita – saking banyaknya chapter mimpi berefek kurangnya ingatan mengenai alur dan tokoh yang gw alami.

Jam 03:00 dini hari sampailah kami di depan stasiun guntur. Bertemu kawan baru lagi, seorang pendaki dari Bandung, doi naik motor, namanya Imam. Celananya robek-robek, kirain abis jatoh karena ngantuk tapi gak ada luka sedikitpun, kemungkinan kedua adalah bawa motornya capai level kecepatan cahaya.

Sebelum berangkat kami sempatkan beli dulu sarapan di warung, nasi kuning sob. Lalu melenggang kearah pick up kemudian cabut – kejadian selanjutnya karam di tengah jalan akibat malfungsi sistem rem yang ambyar tadi.

Karena lama nunggu pick up jemputan baru, beberapa dari kami sarapan duluan. Ada yang cecarian ATM, dan berbagai atraksi lain sebelum kehabisan gaya dan ide karena udara lumayan dingin, gerak terus.

Usai sudah penantian, perjalanan sampai ke pos pemancar Cikurai total makan waktu 2.5 jam plus mogok tadi. Hampir sampai tujuan tapi kayaknya itu mesin pickup udah bekarat, di tanjakan uhuy sekitar seratus meter sebelom pos, dia mogok. Kaki-kaki kami yang udah gemes melangkah segera turun ke wilayah bumi yang berkontur jengkang – miring ke atas. Segera setelah mendapati hilangnya beban berat yang gelatung di bak, itu pickup ngacir asepnya putih ngebul.

(to be continue ya bro teraweh dulu)

Petikan damai Ramadhan.

Sebuah artikel yang baru saja muncul di halaman google, karena penasaran dan ternyata menarik – setelah dibaca menenangkan hati, membuka sisi pandang baru positif yang banyak unsur manfaat di dalamnya. Berikut lengkapnya:

image

Salah satu sisi negatif kehidupan modern adalah munculnya masyarakat yang egois. Hampir semua orang disibukkan oleh urusannya sendiri, dan tak peduli dengan urusan orang lain. Bila ada urusan pribadinya yang terganggu sedikit saja, muncul alasan untuk marah, membalas, atau mendendam.

Padahal, dengan cara seperti itu, ia malah akan menanggung dua beban sekaligus. Pertama, beban atas gangguan orang lain. Kedua, beban marah yang tersimpan di dalam dadanya.

Islam mengajarkan kepada kita untuk membebaskan diri dari segala bentuk beban yang tidak perlu. Kita harus memerdekakan diri dari segala bentuk penjajahan hawa nafsu yang merusak dan membebani. Kita buang beban itu dengan cara yang sangat sederhana, yaitu memaafkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,” Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. (Al-A’raf [7]: 199)

Meski Dizalimi

Seperti diriwayatkan oleh Ath-Thabari, ketika ayat di atas diturunkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) meminta penjelasan kepada Jibril tentang maksud dan kandungannya.

Jibril kemudian menjawab, “Sesungguhnya Allah Ta’ala meme-rintah¬kan agar engkau memaafkan, sekalipun kepada orang yang menganiayamu (agar engkau) memberi kepada orang yang menahan pemberiannya, dan (agar engkau) menyambung silaturrahim, meskipun kepada orang yang sengaja memutuskannya.”

Dalam kisah yang diriwayatkan Anas bin Malik disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah memuji seorang bernama Abu Dhamdham di depan para Sahabat. “Apakah kalian mampu berbuat seperti yang dilakukan Abu Dhamdham?” kata Rasulullah SAW.

Para Sahabat kemudian bertanya, “Apakah yang dilakukan Abu Dhamdham wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Ia adalah orang yang ketika bangun pagi selalu mengucapkan doa, ‘Ya Allah, saya berikan jiwa dan nama baik saya. Jangan dicela orang yang mencela saya dan janganlah dizalimi orang yang menzalimi saya , serta jangan dipukul orang yang memukul saya,’.”

Alangkah mulianya ajaran Islam ini bila diterapkan di tengah kehidupan modern yang semakin individualistis.
Selain mulia, memaafkan juga bisa mendatangkan kebahagiaan. Sebaliknya, keengganan untuk memaafkan hanya akan melahirkan kesengsaraan, karena membiarkan diri disakiti terus-menerus oleh diri kita sendiri.
Untuk itu, maafkanlah orang yang meminta maaf. Maafkan juga orang yang mengajukan pengakuan atas kesalahannya, dan terimalah permintaan maafnya tanpa banyak pertimbangan. Bahkan carikan alasan agar kita bias memaafkannya.

Sebelum Diminta

Al-Qur`an secara spesifik pernah menegur Abu BakarAsh- Shiddiq karena ia telah bersumpah akan memutuskan hubungan kekerabatan dan menghentikan bantuan keuangan yang biasa diberikannya kepada sepupunya, Misthah bin Utsatsah.

Peristiwa ini bukan tanpa alasan. Misthah telah melukai hati Abu Bakar karena ikut serta menyebarluaskan berita bohong (haditsul ifki) tentang ‘Aisyah, putri kesayangannya.

Dalam berita palsu itu disebutkan bahwa ‘Aisyah telah berbuat serong dengan lelaki lain. Siapa yang hatinya tidak marah jika putrinya difitnah seperti itu?

Akan tetapi Allah Ta’ala justru menurunkan ayat secara khusus ditujukan kepada Abu Bakar. Allah Ta’ala berfirman, sebagaimana disebutkan dalam akhir Surat An-Nuur [24] ayat 22, “… dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?”

Setelah ayat itu disampaikan oleh Rasulullah SAW, secara spontan Abu Bakar menjawab pertanyaan Allah Ta’ala dengan berdoa, “Ya Allah, aku lebih suka agar Engkau mengampuniku, dan aku sudah memafkannya.”
Abu Bakar memberi maaf kepada sepupunya yang menyebarkan fitnah keji itu sebelum Misthah datang meminta maaf. Baginya, ampunan Allah Ta’ala jauh lebih penting dari pada sekadar permintaan maaf orang lain.
Ia tidak menunggu sepupunya merengek-rengek atau menunduk-nunduk meminta maaf. Meminta maaf atau tidak, ia telah memaafkannya.

Pangkal Pengampunan

Bagi orang yang bertakwa, ampunan Allah Ta’ala berada di atas
segala-galanya. Karena itu kita hendaklah meminta ampunan-Nya siang dan malam. Beristighfar dan bertaubatlah kepada-Nya.

Salah satu cara mudah meraih ampunan Allah Ta’ala adalah dengan memberi maaf kepada orang lain. Rasulullah SAW, dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, berkata, “Barangsiapa memaafkan kesalahan seorang Muslim, maka Allah akan memaafkan kesalahannya.”

Sepanjang bukan menyangkut masalah hudud (hukuman yang diatur oleh Allah Ta’ala), seberapa pun besarnya kesalahan orang lain, kita harus bisa terbuka untuk memaafkannya.

Ada dua cara yang efektif untuk memaafkan kesalahan orang lain. Pertama, kita menyadari bahwa manusia itu tempatya salah dan lupa. Kita sendiri sebagai pribadi, juga sering berbuat salah, baik kepada Allah Ta’ala maupun kepada sesama manusia.

Jika kita ingin dimaafkan orang lain, tentu orang lain yang berbuat salah kepada kita juga ingin dimaafkan oleh kita. Jika ada orang yang tidak meminta maaf atas kesalahannya, tak ada alasan bagi kita untuk tidak memaafkan.

Dalam hal ini kita harus berhusnuzhan (baik sangka) kepadanya bahwa dia tidak memahami kesalahannya, atau karena ilmunya yang terbatas, atau mungkin saja persepsinya yang berbeda.

Cara kedua, kita meyakini bahwa Allah Ta’ala itu Maha Pemaaf dan menyukai orang yang meminta maaf. Jika Allah Ta’ala mudah memberi maaf, mengapa kita pelit memaafkan orang lain?

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada yang lebih suka memaafkan selain Allah. Oleh karena itu, Dia mengutus para Rasul sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan.” (Riwayat Bukhari).

Begitu besarnya pengampunan Allah Ta’ala sehingga Dia memaafkan orang yang meminta ampunan maupun yang tidak minta ampun. Dalam Hadits yang diriwayatkan Bukhari disebutkan bahwa ada seorang laki-laki di masa lalu yang memerintahkan anak-anaknya untuk membakar jasadnya jika ia telah mati, lalu menaburkan abunya di hembusan angin. Tujuannya tak lain agar Allah Ta’ala kelak, menurut anggapannya, tidak dapat mengumpulkan kembali abu tersebut dan tidak dapat menyiksanya.

Lalu Allah Ta’ala mengumpulkan abunya, dan menghidupkannya kembali, dan kemudian bertanya kepadanya, “Apa yang menyebabkan kamu berbuat demikian?”

Ia menjawab, “Karena aku takut kepada-Mu, wahai Tuhanku.” Allah Ta’ala kemudian mengampuninya.
Para Ulama mengomentari Hadits di atas bahwa Allah Ta’ala mengampuni dosa seseorang karena ketidaktahuannya dalam masalah aqidah. Lantas bagaimana dengan kita? Apakah kita tidak ingin memaafkan kesalahan saudara kita hanya karena ketidaktahuannya atas masalah yang lebih sepele dibanding kejadian di atas?

Al-Qur`an bahkan menyebut dengan tiga tindakan berkaitan dengan pemaafan dalam keluarga, yaitu ta’fu (memaafkan), tasfahu (tidak mengeluarkan kata-kata yang identik dengan mencela), dan taghfiru (memohonkan ampunan kepada Allah Ta’ala untuk mereka).
Sesungguhnya ada seribu satu alasan untuk memaafkan, sebagaimana ada seribu satu alasan untuk tidak memaafkan. Hanya saja, sebagai orang yang telah digembleng oleh Ramadhan, kita tentu lebih memilih untuk memaafkan.

Sebab, itulah ciri-ciri orang yang bertakwa, sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Surat Ali Imran [3] ayat 133-134 bahwa, “ … (orang yang bertakwa) yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang- orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. “
Alangkah angkuhnya kita jika tidak mau memaafkan saudara kita. Padahal, dengan memaafkan, berarti kita menyenangkan hati orang lain, memusnahkan benih kejahatan, menghilangkan kedengkian, dan membantu orang lain untuk bertobat.
Wallahu a’lam bish-Shawab.

(Suara Hidayatullah)